SEBUAH
JALAN TERBAIK
Empat sahabat yang
hampir tiap saat slalu bersama, mereka kuliah di sebuah universitas
negeri di Yogyakarta. Empat sahabat ini memiliki sebuah hobi yang
sama yaitu berpetualang di alam bebas, karena mereka seorang pecinta
alam. Empat sahabat ini antara lain Hengki Raharjo, pemimpin
organisasi pecinta alam di universitas. Desti, wanita yang bisa
dibilang agak plin plan karena ia slalu bingung jika ia harus
menentukan pilihannya dalam hal apapun. Deta, keras kepala dan tegas
itulah ungkapan yang pertama kali muncul saat mendengar namanya. Yang
terakhir Hana dia seorang yang pendiam dan sering mendapatkan
keberuntungan. Suatu saat mereka bertemu di tempat biasa mereka
nongkrong
mereka membicarakan sebuah rencana untuk melakukan ekspedisi ke
Gunung Merapi hanya ber-empat setelah melalui perundingan yang
panjang akhirnya semua telah diputuskan, minggu depan mereka akan
berangkat. Seminggu kemudian mereka bertemu di rumah Hengki, rumah
yang telah mereka rencanakan untuk berkumpul sebelum berangkat. Satu
persatu mereka mulai muncul, setelah semua siap mereka lekas
berangkat.
Hengki :
“Bagaiman teman-teman kalian sudah siap untuk berpetualang ?”
Deta,
Hana, Desti : “Siap..!!”
Dua jam mereka
habiskan untuk menuju ke Merapi, dan setelah melakukan perjalanan
yang lumayan lama mereka mulai bersiap-siap memulai perjalanan.
Desti :
“Akhirnya, sampai juga.”
Deta :
“Iya Alhamdulillah.”
Hengki : “Baiklah
teman-teman sebelum kita mulai petualangan kita, mari berdoa terlebih
dahulu !”
Setelah
selesai berdoa mereka mulai melangkahkan kaki mereka. Sembilan hari
telah berlalu dan seharusnya mereka sudah selesai berpetualang dua
hari lalu namun perjalanan mereka belum juga usai. Meraka tersesat,
dan semua kebutuhan mereka mulai menipis persediaannya, mereka
berharap menemukan sebuah keajaiban untuk bisa bertahan hidup.
Desti :
”Gimana
ini kawan-kawan ? aku sudah mulai lemas dan nggak
kuat lagi.”
Deta :
“Sudah Des diam ! jangan mengeluh terus kita semua juga sudah
lemas.”
Hana :
“Semoga kita semua selamat, amin.”
Hengki :
“Amin, semoga Allah memberikan keajaiban.”
Dan
tiba-tiba Hana terjatuh saat perjalanan dan ia menemukan sebuah kotak
yang belum mereka ketahui isinya.
Hana :
“Aduh, sakit.” (Tersungkur
karena terjatuh)
Desti :
“Kamu tidak apa-apakan ?”
Hana :
“Enggak kok, eh
tapi ini kotak apa ya?”
Hengki :
“Coba sini aku lihat.”
Ternyata
kotak ini berisi uang yang terlihat sangat banyak, sangat cukup untuk
mereka.
Hengki :
”Ini uang teman-teman !” (Sambil
membuka kotak)
Deta :
“Wah mana ? lebih baik kita simpan dan kita bawa pulang.”
Hengki :
“Jangan Det, ini kan bukan uang kita lebih baik kita infakkan
saja.”
Deta :
“Ah.. nggak usah, kitakan lebih membutuhkan.”
Perdebatan
itu terus terjadi selama perjalanan, hingga mereka menemukan sebuah
desa kecil. Di dalam desa perdebatan Deta dan Hengki terus terjadi
dan akhirnya mereka bertemu dengan seorang ustadzah desa itu.
Ustadzah :
”Assalamuallaikum warahmatullahi wabarokatuh.”
Hana,
Hengki, Desti, Deta : “Walaikumsalam.”
Ustadzah :
“Maaf sebelumnya ini ada apa ? dan adik-adik ini dari mana ?”
Desti : “Ini bu
mereka berdebat soal uang yang mereka temukan di hutan.”
Hana : “ Iya bu
dan kita ini mahasiswa-mahasiswi yang tersesat disini.”
Ustadzah :
“Astagfirullah, kasihan sekali.”
Hengki : “Dan
begini
bu, kami kan menemukan uang yang bukanlah milik kami lalu kami
berniat untuk memberikannya ke masjid desa ini agar lebih
bermanfaat.”
Deta : “Eh..??”
Ustadzah : “Syukur
Alhamdulillah, terima kasih sekali semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal dengan kebaikan adik-adik.”
Hana, Desti,
Hengki : “Amin.”
Deta : “Ahh sial.”
(dalam
hati)
Ustadzah :
“Bagaimana jika adik-adik untuk sementara singgah di gubuk saya
untuk beristirahat karena langit mulai gelap.”
Hengki :
“Terimakasih bu.”
Dan merekapun sampai
ke rumah Ustadzah, disana mereka dijamu makan dengan sangat enak. Dan
akhirnya didalam percakapan mereka diberitahukan jalan untuk pulang
besok. Dan akhirnya mereka keluar dari hutan yang membuat mereka
tersesat, dan mereka berhasil lolos dari maut karena niat baik mereka
dan niat itu menghasilkan jalan yang terbaik.
-TAMAT-
0 komentar:
Posting Komentar