Rabu, 23 Januari 2013

SEBUAH JALAN TERBAIK


SEBUAH JALAN TERBAIK

Empat sahabat yang hampir tiap saat slalu bersama, mereka kuliah di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Empat sahabat ini memiliki sebuah hobi yang sama yaitu berpetualang di alam bebas, karena mereka seorang pecinta alam. Empat sahabat ini antara lain Hengki Raharjo, pemimpin organisasi pecinta alam di universitas. Desti, wanita yang bisa dibilang agak plin plan karena ia slalu bingung jika ia harus menentukan pilihannya dalam hal apapun. Deta, keras kepala dan tegas itulah ungkapan yang pertama kali muncul saat mendengar namanya. Yang terakhir Hana dia seorang yang pendiam dan sering mendapatkan keberuntungan. Suatu saat mereka bertemu di tempat biasa mereka nongkrong mereka membicarakan sebuah rencana untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Merapi hanya ber-empat setelah melalui perundingan yang panjang akhirnya semua telah diputuskan, minggu depan mereka akan berangkat. Seminggu kemudian mereka bertemu di rumah Hengki, rumah yang telah mereka rencanakan untuk berkumpul sebelum berangkat. Satu persatu mereka mulai muncul, setelah semua siap mereka lekas berangkat.
Hengki : “Bagaiman teman-teman kalian sudah siap untuk berpetualang ?”
Deta, Hana, Desti : “Siap..!!”
Dua jam mereka habiskan untuk menuju ke Merapi, dan setelah melakukan perjalanan yang lumayan lama mereka mulai bersiap-siap memulai perjalanan.
Desti : “Akhirnya, sampai juga.”
Deta : “Iya Alhamdulillah.”
Hengki : “Baiklah teman-teman sebelum kita mulai petualangan kita, mari berdoa terlebih dahulu !”
Setelah selesai berdoa mereka mulai melangkahkan kaki mereka. Sembilan hari telah berlalu dan seharusnya mereka sudah selesai berpetualang dua hari lalu namun perjalanan mereka belum juga usai. Meraka tersesat, dan semua kebutuhan mereka mulai menipis persediaannya, mereka berharap menemukan sebuah keajaiban untuk bisa bertahan hidup.
Desti : ”Gimana ini kawan-kawan ? aku sudah mulai lemas dan nggak kuat lagi.”
Deta : “Sudah Des diam ! jangan mengeluh terus kita semua juga sudah lemas.”
Hana : “Semoga kita semua selamat, amin.”
Hengki : “Amin, semoga Allah memberikan keajaiban.”
Dan tiba-tiba Hana terjatuh saat perjalanan dan ia menemukan sebuah kotak yang belum mereka ketahui isinya.
Hana : “Aduh, sakit.” (Tersungkur karena terjatuh)
Desti : “Kamu tidak apa-apakan ?”
Hana : “Enggak kok, eh tapi ini kotak apa ya?”
Hengki : “Coba sini aku lihat.”
Ternyata kotak ini berisi uang yang terlihat sangat banyak, sangat cukup untuk mereka.
Hengki : ”Ini uang teman-teman !” (Sambil membuka kotak)
Deta : “Wah mana ? lebih baik kita simpan dan kita bawa pulang.”
Hengki : “Jangan Det, ini kan bukan uang kita lebih baik kita infakkan saja.”
Deta : “Ah.. nggak usah, kitakan lebih membutuhkan.”
Perdebatan itu terus terjadi selama perjalanan, hingga mereka menemukan sebuah desa kecil. Di dalam desa perdebatan Deta dan Hengki terus terjadi dan akhirnya mereka bertemu dengan seorang ustadzah desa itu.
Ustadzah : ”Assalamuallaikum warahmatullahi wabarokatuh.”
Hana, Hengki, Desti, Deta : “Walaikumsalam.”
Ustadzah : “Maaf sebelumnya ini ada apa ? dan adik-adik ini dari mana ?”
Desti : “Ini bu mereka berdebat soal uang yang mereka temukan di hutan.”
Hana : “ Iya bu dan kita ini mahasiswa-mahasiswi yang tersesat disini.”
Ustadzah : “Astagfirullah, kasihan sekali.”
Hengki : “Dan begini bu, kami kan menemukan uang yang bukanlah milik kami lalu kami berniat untuk memberikannya ke masjid desa ini agar lebih bermanfaat.”
Deta : “Eh..??”
Ustadzah : “Syukur Alhamdulillah, terima kasih sekali semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal dengan kebaikan adik-adik.”
Hana, Desti, Hengki : “Amin.”
Deta : “Ahh sial.” (dalam hati)
Ustadzah : “Bagaimana jika adik-adik untuk sementara singgah di gubuk saya untuk beristirahat karena langit mulai gelap.”
Hengki : “Terimakasih bu.”
Dan merekapun sampai ke rumah Ustadzah, disana mereka dijamu makan dengan sangat enak. Dan akhirnya didalam percakapan mereka diberitahukan jalan untuk pulang besok. Dan akhirnya mereka keluar dari hutan yang membuat mereka tersesat, dan mereka berhasil lolos dari maut karena niat baik mereka dan niat itu menghasilkan jalan yang terbaik.
-TAMAT-


0 komentar:

 
;