Siang
yang terik terasa menyengat kulit, 3 bersahabat ini tak kunjung berhenti
tertawa. Mereka bercanda canda di bawah pohon sepulang sekolah.
Hengki : Ehh.. sob.Gimana tadi ulangan kalian?
Hanif : Sukses dong.., bersih tanpa
nyontek.
Megan :
Nilaiku jelek, tadi malem aku enggak belajar. Gara gara nonton Indonesia !
Hengki :
Halahh.. Indonesia kalah 10-0 aja ditonton.
Megan :
Biar kalah garuda tetap di dadaku.
Hanif :
Ini kenapa jadi ngomongin bola?
(Mereka
tertawa terbahak-bahak)
Di tengah candaan mereka Kuncoro, si
preman idiot lewat.
Hengki :
Idiot? (Bersiul)
Hanif :
Eh.. nekat kamu heng? (Berbisik)
Hengki :
Emang kenapa nom?
Megan :
Anak autis itu...
Kuncoro : (Membentak)
Siapa yang tadi bilang aku anak autis?
(Hengki
dan Hanif menunjuk Megan)
Kuncoro : (Menghampiri Megan)
Eh kamu kepiting gimbal..? ngapain kamu ngatain aku?
Megan :
Enggak kok (Gemetaran)
Kuncoro : Awas ya kamu.
(Kuncoro
pun pergi)
Megan :
Huft.., untung aja.
Hengki :
Kasian deh lo..
Megan :
Sialan kamu.
Hanif :
Ayo pulang udah sore nieh, ntar aku dimarahin ibu.
Hengki :
Dasar anak mami.. haha
(Sambil
berajak dari tempat nongkrong mereka)
Siang
berganti sore, waktu bergulir cepat. Hanif berjalan terburu melihat matahari
sudah mulai tenggelam.
Hanif : Waduh.. aku pasti
dikhawatirkan ibu ini.
(Hanif dengan tergesa menyebrang jalan )
Pak
Sopir : Awas..
(Hanif pun tertabrak)
Si
anak mama ini tergeletak di tengah jalan.
Hanif :
(Menghapiri Hanif) Ehh.. bangun bangun.
Kamu enggak apa apa kan? Wah.. ini gimana? Tolong tolong..
(Mendengar
teriakan Anom, Hengki yang pulang di belakang Hanif datang)
Hengki : (Berlari menghampiri Anom) Anom..? kamu kenapa?
Pak Sopir : Kamu kenal orang ini?
Hengki : Ini teman saya.
Pak Sopir : Tadi dia enggak sengaja tertabarak. Ayo cepat bantu aku
bawa dia ke rumah sakit
Hengki :
Iya.
Hanif
pun di bawa kerumah sakit dan dan dirawat di sana. 2 bulan telah berlalu Hanif
pun kini telah pulih meski masih duduk di kursi roda.
Megan :
Hore sahabatku kini sudah sehat.
Hengki :
Iya nieh, jadi kangen aku dengan candaan kita.
Hanif : Iya iya makasih ya.
Megan : Santai aja bro.
3
sahabat ini kembali bersama setelah beberapa bulan ini mereka jarang bertemu
karena musibah yang didapatkan Hanif yang mengakibatkan Anom kini pincang.
Hanif :
Walaupun aku sekarang pincang tapi kalian masih sahabatku kan?
Megan :
Jelas dong.
Hengki :
Selalu lah. Tapi kalau aku mati kalian masih sahabatku kan?
Megan :
Hush ngomong apa sih kamu?
Hengki : Aku minta maaf yang teman teman kalo aku punya salah
aku mau pulang.
Hanif :
Pulang kemana?
Hengki : Kerumah lah.
Megan :
Kirain ke akhirat
(Merekapun
kembali tertawa terbahak bahak)
Di
rumah yang gelap, Hengki belajar ditemani lilin kecil namun lilin ini menjadi sumber
petaka.
Hengki :
Ini tenggorokan kering banget ya? (Tidak
sengaja menjatuhkan lilin)
(Hengki
kaget melihat kamarnya dan malangnya ia ikut terbakar karena besarnya api dan
takutnya dia)
Kini
Hengki benar benar telah pulang dan
keesokan harinya sahabat Hengki datang dan melihat keadaannya yang sangat
memprihatinkan
Megan :
(Tersedu ) Hengki.. kenapa kamu
ninggalin kita?
Hanif : Sudahlah gan. Dia sudah tenang
disana. Kita sabar saja.
Ke
tiga sahabat ini tetap bersama meski Hengki kini telah tiada. Persahabatan
memang sebuah hubungan yang luar biasa, cacat bahkan kematian tak jadi
halangan.
-TAMAT-

0 komentar:
Posting Komentar