Pada kelahiran, SMA 1
Wonosari bernama SMA Persiapan Wonosari. Didirikan pada tahun 1962 oleh
tokoh-tokoh pecinta pendidikan, yang disponsori oleh guru-guru SPG
Negeri Wonosari dan guru-guru SMP Wonosari.
SPG Negeri Wonosari
sudah tidak ada, sekarang digunakan untuk Kantor BAPPEDA Gunungkidul.
Sedangkan SMP Wonosari namanya kemudian berubah menjadi SLTP 1 Wonosari.
Mayor Sumidja, Komandan
Kodim 0730 Gunungkidul memberikan pinjaman barak, yakni bangunan semi
permanen untuk kegiatan belajar-mengajar, yang bertempat di Jalan
Kenanga, Purbosari, Wonosari. Terdiri atas tiga ruang, dua ruang untuk
kelas I-A dan kelas I-B, ruang sisanya untuk kantor. Barak tersebut,
sekarang sudah dibongkar dan didirikan KUD Bhumikarta.
Pada waktu itu,
bapak/ibu mengajar tidak memperoleh imbalan apa-apa, mereka mengabdi
dengan satu maksud agar di Wonosari ada SMA negeri.
Untuk sementara waktu,
tenaga tata usaha dicukupi oleh tata usaha SPG Negeri Wonosari, dibantu
oleh tenaga tata usaha tidak tetap, yang juga tidak dibayar. Tata usaha
tidak tetapa ini hanya berharap agar kelak dapat diangkat menjadi
pegawai negeri.
Bertindak sebagai
kepala sekolah, Bapak Raden Hadisoedarsono, Kepala SPG Negeri Wonosari,
dan wakil kepala sekolah, Bapak Moch. Sholeh, Guru SPG Negeri Wonosari.
Keduanya telah meninggal.
Pada tahun 1964,
pemerintah merubah status SMA Persiapan Wonosari menjadi SMA Filial
Teladan Yogyakarta dengan kelas jauh di Wonosari. Karena sudah menjadi
sekolah negeri, maka pemerintah mulai mengangkat guru-guru negeri di SMA
ini.
Pada tanggal 1 Maret
1964, diangkatlah guru negeri pertama, yakni Bapak Djoko Sardjono, BA.
Dari bulan ke bulan, pengangkatan guru negeri terus bertambah hingga
kebutuhan guru dan tata usaha terpenuhi. Guru yang diangkat kemudian
antara lain adalah Bapak Drs. A. Soelistia dan Bapak Soekardijono,
sedangkan tata usaha diangkat tenaga tata usaha penjuang menjadi pegawai
negeri.
Pada tahun 1964, Barak
milik Kodim 0730 diminta kembali, mau tidak mau sekolah harus pindah.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ikut mencarikan tempat baru. Bupati
Gunungkidul, Bapak KRT. Djojodiningrat, BA menugaskan kepada Bapak KRT.
Wirjodiningrat yang saat itu menjadi Bupati Anom, untuk mencari tempat
baru agar proses belajar-mengajar SMA Negeri tidak terhambat. Akhirnya
tiga rumah penduduk Purbosari, Wonosari disewa. Rumah tersebut sudah
tidak ada lagi, dan dibangun Studio Foto Eka dan rumah-rumah penduduk di
sekitarnya.
Hanya beberapa bulan
saja rumah penduduk tersebut digunakan untuk sekolah, karena Pemerintah
Daerah Gunungkidul memberikan tanah dan di atas tanah itu kemudian
didirikan bangunan sementara (gedhek) untuk sekolah. Bangunan gedhek itu
sudah tidak ada, dan sekarang untuk lapangan basket.
Partisipasi masyarakat
Gunungkidul sangat besar. Secara sukarela bersedia membantu material;
ada yang memberikan bambu, kayu, genteng, meja, kursi, almari grobog,
dan bahkan porong dan cangkir untuk minum bapa/ibu guru dan tata usaha.
Jasa KRT. Wirjodiningrat yang diangkat menjadi ketua Persatuan Orang Tua
Murid dan Guru (POMG) tidak kecil dalam upaya pengumpulan material ini.
Dengan penegerian dan
sudah menempati lokasi sendiri, maka diangkatlah kepala sekolah secara
definitif, yakni Bapak FX. Doeliman, seorang Guru Geografi SMA Teladan
Yogyakarta.
Tahun 1967, Bapak FX. Doeliman meninggal dunia, kekosongan jabatan diisi oleh Bapak Drs. A. Soelistia.
Nama SMA Filial Teladan
Yogyakarta dengan kelas jauh di Wonosari, oleh pemerintah diubah
menjadi SMA Negeri 270 Wonosari. Beberapa tahun kemudian nama SMA 270
Wonosari diubah lagi menjadi SMA Negeri Wonosari, dan berdasarkan
Keputusan Mendikbud RI Nomor 79/SK/B.III tanggal 30 Juli 1964 nama SMA
Negeri Wonosari diubah menjadi SMA 1 Wonosari.
Berikut adalah kepala sekolah SMA 1 Wonosari, dari yang pertama:
- Raden Hadisoedarsono
- FX. Doeliman
- Drs. A. Soelistia
- Kastomo
- Mulyono
- Drs. Kusnun
- Arinto Sukoco
- Yudi Sutrisno
- Suparno
- Sumaryadi
- Djoko Sardjono, BA
- Drs. H. Mulyoto
- Drs. Pardjono
- Drs. Tamsir, M.Pd.

0 komentar:
Posting Komentar